Ringkasan contoh skripsi rekayasa lalu lintas yang
berjudul : EVALUASI SIMPANG TAK BERSINYAL YANG BERDEKATAN DENGAN PINTU
PERLINTASAN KA PADA PERSIMPANGAN JL. CILIWUNG – JL. KARYA TIMUR KOTA MALANG
Jalan Raya merupakan salah satu
prasarana transportasi yang sangat penting karena kelancaran dari perjalanan
dan kenyamanan bagi pengendara serta pengguna jalan harus diperhatikan. Untuk
memenuhi kelancaran setiap pergerakan tersebut maka diperlukan suatu system
sarana transportasi yang baik. Pertumbuhan Kota Malang yang sangat cepat dengan
diiringinya kegiatan perekonomian dengan intensitas yang sangat tinggi,
memerlukan fasilitas penunjang dari system dan jaringan fasilitas transportasi
yang optimal dan efisien. Perkembangan transportasi di Kota Malang secara umum
dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk dan peran Kota Malang sebagai kota
pendidikan. Dengan bertambahnya pertumbuhan penduduk mengakibatkan meningkatnya
jumlah kepemilikan kendaraan pribadi dan permintaan angkutan umum, demikian
pula untuk peranan Kota Malang sebagai kota pendidikan memberikan kesempatan
yang tinggi pula terhadap kebutuhan pribadi maupun umum.
Persimpangan merupakan simpul
pada jaringan jalan yang terjadi petemuan dari beberapa ruas jalan dan lintasan
kendaraan saling berpotongan antara satu dengan yang lainnya.
Persimpangan-persimpangan yang tidak teratur secara optimal dapat menimbulkan
masalah, antara lain kemacetan, tundaan (delay), kapasitas, tingkat pelayanan
rendah dan lain-lain. Oleh karena itu persimpangan merupakan aspek yang sangat
penting dalam pengendalian lalu lintas.
Salah satu persimpangan dengan
volume lalu lintas dan kepadatan tinggi yang bermasalah adalah simpang tak
bersinyal Jl. Ciliwung – Jl. Karya Timur Kota Malang. Beberapa pusat kegiatan
di sekitar simpang adalah Royal ATK, Waroeng Steak & Shake, Perumahan,
jalur alternatif menuju Jl. Sulfat dan Jl. Letjen S. Parman atau dan lain-lain
sehingga banyak masyarakat yang melewati simpang tersebut. Di sekitar
persimpangan tersebut sering kali juru parkir memberhentikan kendaraan yang
jalan untuk memprioritaskan kendaraan yang akan keluar masuk tempat tersebut.
Di daerah tersebut masih belum terdapat lampu lalu lintas (traffic light), dan hanya
ada petugas “supeltas” yang berusaha menertibkan pengendara yang melewati
persimpangan tersebut.
Yang menjadi inti masalah dari
kemacetan pada simpang tersebut adalah adanya rel kereta api di simpang
pendekat barat yang statusnya masih aktif dilalui kereta api. Diketahui melalui
penjaga pos pintu perlintasan kereta api tersebut, pada jam-jam terntentu pintu
perlintasan kereta api tersebut ditutup. Hal ini jelas sangat mengganggu ketika
kondisi persimpangan tersebut padat palang kereta api ditutup sehingga
kemacetan semakin parah.
Dari permasalahan yang ada di atas, maka perlu
dilakukan penelitian pada persimpangan tersebut apakah sistem pengendalian
sistem persimpangan tersebut sudah optimal atau belum, yang diharapkan nantinya
dapat mengurangi jarak perjalanan dan biaya operasional kendaraan, memperkecil
jarak tundaan (delay), meningkatkan kapasitas dan tingkat pelayanan jalan,
serta meningkatkan efisiensi efektifitas persimpangan ketika pintu perlintasan
KA ditutup, sehingga waktu perjalanan akan lebih cepat dan keselamatan
pengendara serta pejalan kaki dapat ditingkatkan. Dengan mengambil permasalahan
yang terjadi di persimpangan Jl. Ciliwung – Jl. Karya Timur Kota Malang, maka
penulis mengambil judul untuk “Tugas Akhir” yang berjudul “Evaluasi Sistem
Pengendalian Simpang Tak Bersinyal Yang Berdekatan Dengan Pintu Perlintasan KA
Pada Persimpangan Jl. Ciliwung - Jl. Karya Timur Kota Malang.
Dari
hasil perhitungan evaluasi lalu-lintas kondisi saat ini (eksisting)
dan hasil
perhitungan alternatif perbaikan dapat diperoleh kesimpulan:
1.
Ada perbedaan kondisi lalu-lintas
pada kondisi lalu-lintas normal dan pada saat palang pintu KA ditutup, yaitu
bertambahnya panjang antrian pada pendekat Barat dan Timur ketika palang pintu
perlintasan KA ditutup. Pada hari kerja kondisi normal, panjang antrian
terbesar terjadi pada pukul 15.15 di pendekat Timur sebesar 85 m, sedangkan
saat palang pintu KA ditutup panjang antrian melonjak naik sebesar 115 m. Sama
halnya pada libur kondisi normal, panjang antrian terbesar terjadi pada pukul
15.15 di pendekat Timur sebesar 85 m, sedangkan saat palang pintu KA ditutup
panjang antrian melonjak naik sebesar 110 m.
2.
Direncanakan 4 alternatif untuk mengoptimalkan
simpang Jl. Ciliwung
– Jl. Karya Timur dan dipilih alternatif ketiga
yaitu pemasangan lampu isyarat lalu lintas 2 fase dengan perencanan pelebaran
geometrik sebesar 2 meter pada masing-masing pendekat. Dari hasil perhitungan
diperoleh waktu siklus pada pagi hari 61 detik, siang hari 49 detik, dan sore
hari 56 detik. Tundaan maksimum yang diperoleh dari perhitungan pada alternatif
ini sebesar 16.822 det/kend, dengan panjang antrian 87.644 m dan dalam kategori
tingkat pelayanan C.
3.
Pemasangan lampu sinyal akan
dikoordinasikan dengan pergerakan pintu perlintasan KA dengan perpanjangan
waktu siklus hijau pada pendekat Barat dan Timur (Jl. Ciliwung) sebesar 30
detik untuk mengurangi panjang antrian akibat penutupan pintu perlintasan KA
yang lewat.
Komentar
Posting Komentar