Traffic Signal
Minggu ke VIII
Lampu lalu
lintas (menurut UU no. 22/2009 tentang Lalu
lintas dan Angkutan Jalan: alat
pemberi isyarat lalu lintas atau APILL) adalah lampu yang mengendalikan arus lalu lintas yang terpasang di persimpangan jalan,
tempat penyeberangan pejalan kaki (zebra cross), dan tempat arus lalu lintas lainnya. Lampu
ini yang menandakan kapan kendaraan harus berjalan dan berhenti
secara bergantian dari berbagai arah. Pengaturan lalu lintas di persimpangan jalan dimaksudkan
untuk mengatur pergerakan kendaraan pada masing-masing kelompok pergerakan
kendaraan agar dapat bergerak secara bergantian sehingga tidak saling
mengganggu antar-arus yang ada.
Lampu lalu lintas telah diadopsi di hampir semua kota di
dunia ini. Lampu ini menggunakan warna yang
diakui secara universal; untuk menandakan berhenti adalah warna merah,
hati-hati yang ditandai dengan warna kuning, dan hijau yang berarti dapat berjalan.
Penemu lampu lalu
lintas adalah Lester
Farnsworth Wire. Awal penemuan ini diawali ketika suatu hari ia melihat
tabrakan antara mobil dan kereta kuda. Kemudian ia berpikir bagaimana cara menemukan suatu
pengatur lalu lintas yang lebih aman dan efektif. Sebenarnya ketika itu telah ada sistem perngaturan lalu
lintas dengan sinyal stop dan go. Sinyal lampu ini pernah digunakan di London pada tahun 1863. Namun, pada penggunaannya sinyal lampu
ini tiba-tiba meledak, sehingga tidak dipergunakan lagi. Morgan juga merasa
sinyal stop dan go memiliki kelemahan, yaitu tidak adanya interval waktu bagi pengguna jalan sehingga masih banyak terjadi kecelakaan. Penemuan Morgan ini memiliki kontribusiyang cukup besar bagi pengaturan lalu lintas, ia menciptakan
lampu lalu lintas berbentuk huruf T. Lampu ini terdiri dari tiga lampu, yaitu sinyal stop (ditandai
dengan lampu merah), go (lampu hijau), posisi stop (lampu kuning). Lampu kuning inilah yang memberikan
interval waktu untuk mulai berjalan atau mulai berhenti. Lampu kuning juga
memberi kesempatan untuk berhenti dan berjalan secara perlahan.
Berdasarkan cakupannya
·
Lampu lalu lintas terpisah —
pengoperasian lampu lalu lintas yang pemasangannya didasarkan pada suatu tempat
persimpangan saja tanpa mempertimbangkan persimpangan lain.
·
Lampu lalu lintas
terkoordinasi — pengoperasian lampu lalu lintas yang pemasangannya
mempertimbangakan beberapa persimpangan yang terdapat pada arah tertentu.
·
Lampu lalu lintas jaringan —
pengoperasian lampu lalu lintas yang pemasangannya mempertimbangkan beberapa
persimpangan yang terdapat dalam suatu jaringan yang masih dalam satu kawasan.
Berdasarkan cara pengoperasiannya
·
Fixed time traffic signal — lampu
lalu lintas yang pengoperasiaannya menggunakan waktu yang tepat dan tidak
mengalami perubahan.
·
Actuated traffic signal — lampu
lalu lintas yang pengoperasiaannya dengan pengaturan waktu tertentu dan
mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan kedatangan kendaraan dari
berbagai persimpangan.
Tujuan adanya lampu lalu lintas
·
Menghindari hambatan karena adanya
perbedaan arus jalan bagi pergerakan kendaraan.
·
Memfasilitasi persimpangan antara jalan
utama untuk kendaraan dan pejalan kaki dengan jalan sekunder sehingga
kelancaran arus lalu lintas dapat terjamin.
·
Mengurangi tingkat kecelakaan yang
diakibatkan oleh tabrakan karena perbedaan arus jalan.
Variasi lampu lalu lintas
Lampu lalu lintas memiliki banyak variasi, tergantung
dari budaya negara yang menggunakannya dan kebutuhan khusus di perempatan
tertentu. Contoh variasinya adalah lampu lalu lintas khusus pejalan kaki, lampu
lalu lintas untuk pengguna sepeda, bus, kereta, dan lain-lain. Urutan lampu yang terpasang juga dapat
berbeda-beda. Selain itu, ada banyak aturan dalam pengaturan lampu lalu lintas.
Semua variasi lampu lalu lintas ini bisa saja dioperasikan bersamaan pada
perempatan yang kompleks. Misalnya saja pada perempatan yang kompleks yang
ramai dilewati para pejalan kaki dan kendaraan roda empat. Di sisi lain, jika
lampu pejalan kaki berwarna hijau menyala, maka mobil harus berhenti, karena
secara otomatis lampu lalu lintas untuk kendaraan akan berwarna merah jika
lampu pejalan kaki berwarna hijau.
Perkembangan
lampu lalu lintas
·
Pada 10 Desember 1868, lampu lalu
lintas pertama dipasang di bagian luar Gedung Parlemen di Inggris oleh sarjana
lalu lintas, J.P Knight. Lampu ini menyerupai penunjuk waktu (jam) dengan
bentuk seperti semapur dan lampu merah dan hijau untuk malam hari. Lampu-lampu
tersebut berasal dari tenaga gas.
·
Pada 2 Januari 1869, tiba-tiba lampu
tersebut meledak dan melukai seorang polisi sehingga harus dioperasi.
·
Pada awal 1912 Lampu lalu lintas modern
ditemukan di Amerika Serikat. Di Salt Lake City, seorang
polisi, Utah, menemukan lampu lintas pertama yang dijalankan dengan
tenaga listrik.
·
Pada 5 Agustus 1914, American Traffic Signal Company memasang
sistem lampu sinyal di dua sudut jalan di Ohio.
Lampu sinyal ini terdiri dari dua warna, merah dan hijau, dan sebuah bel listrik.
Lampu ini di desain oleh James Hoge.
Keberadaan bel di sini untuk memberi peringatan jika adanya perubahan nyala
lampu. Lampu rancangan Hoge ini dapat dikontrol oleh polisi dan pemadam
kebakaran jika ada dalam keadaan darurat.
·
Pada awal tahun 1920, lampu lalu lintas
dengan tiga warna pertama dibuat oleh seorang petugas polisi, William Potts, di Detroit, Michigan.
·
Pada tahun 1923, Garrett Morgan
mematenkan alat sinyal lampu lalu lintas.
·
Tahun 1917, lampu lalu lintas pertama
dijalankan saling berhubungan satu dengan yang lain. Interkoneksi antarlampu
ini dijalankan pada enam persimpangan yang dikontrol secara bersamaan dengan
tombol manual.
·
Lampu lalu lintas pertama yang
dioperasikan secara otomatis diperkenalkan pada Maret 1922 di Houston, Texas.
·
Di Inggris, lampu lalu litas pertama dioperasikan di Wolverhampton pada tahun 1927.
Warna lampu lalu lintas
Warna yang paling umum digunakan untuk lampu lalu lintas
adalah merah, kuning, dan hijau. Merah menandakan berhenti atau sebuah tanda
bahaya, kuning menandakan hati-hati, dan hijau menandakan boleh memulai
berjalan dengan hati-hati. Biasanya, lampu warna merah mengandung beberapa
corak berwarna jingga, dan lampu hijau mengandung beberapa warna biru. Ini
dimaksudkan agar orang-orang yang buta warna merah dan hijau dapat mengerti
sinyal lampu yang menyala. Di Amerika Serikat, lampu lalu lintas memiliki
pinggiran berwarna putih yang dapat menyala dalam kegelapan.
Ini bertujuan agar orang yang mengidap buta warna dapat membedakan mana lampu kendaraan dan yang
mana lampu lalu lintas dengan posisinya yang vertikal.
Sistem lampu lalu lintas
Sistem pengendalian lampu lalu lintas dikatakan baik jika
lampu-lampu lalu lintas yang terpasang dapat berjalan baik secara otomatis dan dapat menyesuaikan diri dengan kepadatan
lalu lintas pada tiap-tiap jalur. Sistem ini disebut sebagai actuated controller.
Namun, para akademisi Indonesia telah menemukan sistem baru untuk
menjalankan lampu lalu lintas. Sistem ini dikenal sebagai Logika fuzzy. Metode logika fuzzy digunakan untuk menentukan
lamanya waktu lampu lalu lintas menyala sesuai dengan volume kendaraan yang
sedang mengantre pada
sebuah persimpangan. Hasil pengujian sistem logika fuzzy ini menunjukkan bahwa
sistem lampu dengan logika ini dapat menurunkan keterlambatan kendaraan sebesar
48,44% dan panjang antrean kendaraan sebesar 56,24%; jika dibandingkan dengan
sistem lampu konvensional. Lampu lalu lintas pada umumnya dioperasikan dengan
menggunakan tenaga listrik. Namun,
saat ini sudah perkembangan teknologi lampu lalu lintas dengan tenaga matahari.
Komentar
Posting Komentar